Suaramalang – Terkadang iPhone yang kita gunakan terciprat atau terendam air. Biasanya jika hal ini terjadi, cara agar iPhone tetap bertahan adalah dengan menguburnya di dalam nasi.
Namun ternyata cara tersebut bertentangan dengan anjuran Apple yang jelas-jelas menyarankan untuk tidak memasukkan iPhone basah ke dalam nasi.
“Jangan memasukkan iPhone Anda ke dalam karung beras. Hal tersebut dapat menyebabkan partikel kecil beras merusak iPhone Anda,” demikian bunyi dokumen pendukung Apple, dikutip dari The Verge, Kamis (22/2/2024).
Dokumen dukungan, pertama kali ditemukan oleh Macworld, menjelaskan secara teknis apa yang harus dilakukan ketika pengguna mendapat peringatan deteksi cairan di iPhone mereka.
Mereka tidak hanya ingin menghilangkan mitos internet yang sudah lama ada. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari penggunaan sumber panas eksternal, seperti pengering rambut, atau udara bertekanan untuk menghilangkan cairan. Selain itu, jangan memasukkan kapas atau tisu ke dalam port pengisian daya.
Sebaliknya, Apple menyarankan untuk memegang ponsel basah di tangan Anda dengan konektor menghadap ke bawah. Anggap saja seperti mengeluarkan air dari telinga Anda setelah berenang. Kemudian, diamkan saja di tempat dengan aliran udara yang baik hingga kering dan tunggu 30 menit sebelum diisi dayanya.
Jika peringatan masih muncul, tinggalkan ponsel dan tunggu saja. Mungkin diperlukan waktu hingga 24 jam untuk benar-benar kering. Cabut kabel pengisi daya dan sambungkan kembali jika ponsel kering tetapi tetap tidak dapat mengisi daya.
Selama bertahun-tahun, beras telah menjadi bahan yang dianggap dapat mengeringkan barang elektronik yang terendam lebih cepat. Ini adalah bahan pengering yang diyakini orang akan menghilangkan cairan yang masuk ke dalam ponsel
The Verge menulis pada tahun 2015 bahwa beras mentah tidak terserap dengan baik, sehingga sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk mengeringkan beras berfungsi dengan baik. Dan meninggalkannya di dalam karung beras seringkali menyebabkannya terlupakan dan hilang dari pandangan, sehingga masyarakat tidak mempunyai keinginan untuk menghidupkannya kembali.