Tekno  

Klarifikasi Video Viral Surat Suara Tercoblos di Madura: Hoax atau Fakta?

Suaramalang – Sebuah video viral di media sosial X memperlihatkan sekelompok warga di Madura marah kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS). Diduga banyak surat suara yang dibuat untuk salah satu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Peristiwa ini tepatnya terjadi di TPS 21 Kampung Gunung Kesan, Karang Pulau Pinang, Sampang, Madura, Jawa Timur.

Dalam video berdurasi 48 detik itu, terlihat seorang warga berteriak dan menunjuk petugas PPS, menuduhnya membuka dan menandai kertas suara.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, pembahasan ‘Madura’ bertengger di daftar trending topik di media sosial X. Lebih dari 61.500 postingan membicarakan video tersebut.

Dikutip dari CNN Indonesia, Kabid Humas Polres Sampang Ipda Dedy Deli mengatakan, peristiwa keributan antara warga dan PPS terjadi pada Selasa (13/2) sore. Menurut dia, kerusuhan terjadi karena adanya perbedaan pendapat.

“Ada surat undangan yang belum disampaikan kepada sebagian warga,” ujarnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Ia membantah pemicu kejadian tersebut adalah surat suara yang tercoblos, seperti diceritakan dalam video yang viral.

“Tidak benar. Kabar mengenai surat suara yang sudah tercoblos tidak benar. Karena surat suara tersebut masih tersegel dan berada di tempat yang aman,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dedy mengatakan, suasana desa kondusif setelah mediasi berlangsung.

Sementara itu, Ketua KPU Sampang Addy Imansyah mengklaim isu dan video pemungutan suara di Sampang adalah berita bohong.

“Setelah dilakukan pendalaman dan penyelidikan, kami klarifikasi bahwa itu adalah narasi penipuan dan hanya kesalahpahaman,” kata Addy.

Faktanya, kata dia, pada Selasa (13/2), sekitar pukul 20.00 WIB, ada masyarakat yang mendatangi KPPS yang saat itu sedang menyiapkan TPS. Mereka menduga kertas suara sudah diberi tanda.

Kata dia, KPPS sudah menjelaskan kegiatannya adalah mendirikan TPS, bukan memilih. Namun pernyataan tersebut tidak ditanggapi.

Sekelompok warga kemudian membawa perlengkapan pemungutan suara berupa empat bilik suara. Selain itu, mereka juga mendatangkan tiga orang KPPS.

“Untuk kotak suara demi keamanan, setelah diterima KPPS dari PPS pada Selasa (13/2) lalu disimpan di gudang penyimpanan PPS. Dan baru dipindahkan ke TPS pada Rabu pagi (14/2) sebelum pemungutan suara dimulai. , ”jelasnya.