Suaramalang – Terdapat banyak satelit yang tersebar di orbit bumi. Pasalnya, manusia rajin mengirimkan satelit untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup di Bumi. Jadi mengapa satelit tidak jatuh atau terbang dan menghilang ke luar angkasa?
Agar tidak jatuh kembali ke Bumi, halaman ruang angkasa tulis, satelit harus bergerak cepat. Kecepatannya harus mencapai minimal 8 km per detik.
Kecepatan tersebut akan membuat satelit “jatuh selamanya” namun tidak pernah menyentuh permukaan bumi yang melengkung.
Agar stabil di orbit, kecepatan “jatuhnya” satelit harus diimbangi dengan kekuatan gaya gravitasi bumi. Uniknya, kecepatan tersebut tidak dihasilkan oleh dorongan roket.
Kecepatan pergerakan satelit berasal dari momentum awal saat satelit “dijatuhkan” oleh roket yang membawanya keluar atmosfer bumi. Momentum awal ini cukup “kuat” sehingga satelit dapat tetap berada di orbit selama ratusan tahun.
Karena harus menyeimbangkan kecepatan dan gravitasi, satelit yang mengorbit lebih dekat ke permukaan bumi memerlukan “kecepatan jatuh” yang lebih tinggi.
Satelit itu sendiri sebenarnya memiliki roket. Namun roket tidak digunakan untuk bergerak seperti mobil atau pesawat terbang. Bahan bakar satelit hanya digunakan untuk mengubah posisi satelit di orbit atau untuk menghindari ruang “sampah”.
Posisi satelit
Ketinggian penempatan satelit pada orbit juga penting, setidaknya ada beberapa titik orbit yang dapat diterima.
Misalnya saja orbit bumi rendah atau dikenal dengan istilah low earth orbit (LEO). Letaknya antara 160 km dan 2.000 km yang ditempati oleh stasiun luar angkasa internasional ISS dan pesawat ulang-alik.
Semua misi manusia dilakukan di zona LEO, kecuali penerbangan Apollo. Banyak juga satelit yang ditempatkan di zona ini, salah satunya adalah jaringan satelit Starlink milik perusahaan Elon Musk, SpaceX.
Tempat terbaik untuk meletakkan satelit adalah orbit geostasioner atau Geostationary Earth Orbit (GEO). Ketinggian orbitnya dimulai dari 35.786 km.
Beberapa satelit juga ditempatkan di orbit ini. Termasuk satelit Merah Putih 2 Telkom yang baru saja diluncurkan dan akan berada di ketinggian 36 ribu km.
Satelit atau benda apa pun yang bergerak selaras dengan rotasi bumi. Posisinya juga akan tetap sama saat mengorbit Bumi, sehingga satelit akan tetap terhubung dengan antena di Bumi.
mengutip ruang angkasa, sedangkan satelit jenis lainnya adalah yang mengelilingi kutub bumi, jangkauannya hanya kutub utara dan kutub selatan. Contoh satelit yang mengorbit kutub bumi adalah satelit cuaca dan satelit pengintai.